SMP 1 JATI KUDUS

KOMUNITAS ONLINE

Meraih Prestasi Gemilang, SMP 1 Jati Kudus

Meraih Prestasi Gemilang, SMP 1 Jati Kudus
-Satu-satunya SMP Negeri di Kudus, Jawa Tengah, yang Luluskan Siswa 100%-

Bukan sebuah kebetulan kalau SMP 1 Jati Kudus, kali ini, dalam ujian nasional (unas) 2010, meluluskan 100% siswanya, yang sejumlah 279. Dan, yang menakjubkan adalah SMP 1 Jati Kudus satu-satunya SMP Negeri di Kudus, Jawa tengah, yang memuluskan siswanya 100%. Dikatakan bukan sebuah kebetulan karena jauh-jauh hari memang telah dipersiapkan secara mendalam. "Kami memang telah mempersiapkan intelektual dan mental anak secara disiplin dan terprogram demi menyongsong unas 2010 ini," kata kepala sekolah, Marjono, yang cukup familiar itu.

Persiapan penguasaan materi pelajaran yang diunaskan ditempuh dengan beberapa strategi. Di samping try out, les tambahan yang diberikan tak hanya sekadar dilakukan seperti les pada umumnya. Sekolah memang meramu strategi yang dipandang efektif, semisal ada les kelas akselerasi dan disparitas. Strategi ini ditempuh tak hanya untuk memilah siswa yang lebih pandai dikelompokkan menjadi satu, sementara yang kurang pandai dikelompokkan menjadi satu, tetapi justru mencari ”titik temu” yang berbeda di antara mereka sehingga mereka memiliki ”satu” kemampuan kuat yang kurang lebih sama.

Dan, jelas ini dibutuhkan kerja keras secara bersama-sama berbagai pihak. Tak hanya kepala sekolah, guru, karyawan, tetapi juga para siswa dan orangtua/wali murid, bahkan masyarakat secara umum. Keterlibatan semua pihak itulah yang membawa SMP 1 Jati Kudus dapat meraih prestasi gemilang di unas 2010 ini. ”Kami merasa bangga dengan perolehan hasil unas SMP 1 Jati Kudus kali ini. Tak sia-sia kami men-suport anak-anak dalam belajar,” kata salah seorang wali murid kelas IX, seusai menerima hasil unas anaknya.

SMP yang berada di pinggiran kota Kudus itu, ternyata mampu memiliki prestasi yang tak kalah dengan SMP yang berada di (tengah) kota. Sebab, ternyata, beberapa SMP negeri yang berada di wilayah (tengah) Kota Kudus masih memiliki siswa yang belum lulus. Padahal, sekolah-sekolah tersebut, selama ini, menjadi sekolah yang difavoritkan oleh banyak orang. Kebelumlulusan para siswa di tiap-tiap sekolah bervariatif dari sisi jumlahnya.

Ada beberapa sekolah swasta di Kudus yang menyamai SMP 1 Jati Kudus dalam meluluskan 100% siswanya. Di antaranya adalah SMP Masehi Kudus, SMP Katolik Kudus, SMP PGRI Jati Kudus, dan SMP Al Islam. Seluruhnya ada sebelas sekolah, baik negeri maupun swasta. Selamat dan sukses!

Siswa Sejumlah 279, Lulus
-SMP 1 Jati Kudus Peringkat Tiga SMP/MTs Negeri-Swasta se-Kabupaten Kudus-

Baru sekitar 15.30 WIB, Jumat (7/5) halaman depan SMP 1 Jati Kudus, yang masih berupa lapangan berumput itu, telah mulai terlihat beberapa kendaraan bermotor yang diparkir. Beberapa sepeda angin berdiri di antara motor-motor itu. Hal tersebut manandakan bahwa orangtua/wali murid, yang akan mengambil hasil ujian nasional (unas) 2010 anaknya telah mulai berdatangan. Wajar saja karena pengumuman hasil unas itu akan mulai dibagikan tepat 16.00 WIB.

Terlihat para penerima tamu, guru-guru dan karyawan SMP yang telah membuka kelas imersi itu, berjajar mulai pintu masuk hingga ruang lobi sekolah menyambut kedatangan orangtua/wali murid. Dengan seragam ”khas” atasan berwarna biru yang dipadu dengan bawahan hitam, mereka begitu ramah, familiar, menjabat tangan setiap tamu yang datang. Sikap demikian itulah yang memang ditumbuhkembangkan di sekolah yang beralamat di Jalan Getas Pejaten itu, yang tak hanya ditanamkan pada guru dan karyawan, tetapi juga para siswa.

Semakin mendekati 16.00 WIB, orangtua/wali murid yang datang semakin bertambah. Mereka menuju ke ruang-ruang kelas sesuai dengan ruang kelas putra-putri mereka. Di antara mereka terlihat ada yang salah masuk ruang kelas, sehingga keluar pindah ke ruang kelas lain. Hal demikian wajar karena memang orangtua/wali murid tak terbiasa keluar-masuk seperti anak-anak mereka. Ruang kelas yang dipakai untuk menyerahkan hasil unas itu sejumlah delapan sesuai dengan jumlah kelas IX. Artinya, satu kelas memanfaatkan satu ruang kelas. Kursi, tempat duduk, yang disediakan di setiap ruang kelas 36 unit sesuai dengan jumlah siswa setiap kelas.

Dari hasil pantauan, terlihat bahwa kursi yang tersedia di tiap-tiap ruang kelas yang digunakan, terpenuhi. Itu artinya, semua orangtua/wali murid kelas IX hadir. Kehadiran itu boleh jadi karena mereka benar-benar ingin mengetahui hasil belajar putra-putrinya. Keantusiasan demikian sesungguhnya diharapkan oleh setiap sekolah tak hanya waktu penerimaan hasil belajar siswa seperti hasil unas ini, tetapi juga selama keberlangsungan anak-anak bersekolah. Sebab, dengan demikian, komunikasi antara sekolah dengan orangtua/wali murid dalam upaya memperhatikan anak lebih inten. Baik demi anak-anak.

Tepat 16.00 WIB, sesuai waktu yang tercantum di undangan, acara dimulai. Teras kelas telah terlihat sepi karena semua orangtua/wali murid berada di dalam kelas mendengarkan penjelasan wali kelas terkait dengan hasil unas. Berdasarkan pantauan dari kelas ke kelas, terlihat orangtua/wali murid demikian serius. Di raut wajah mereka terbaca ”kegelisahan”, jangan-jangan anaknya belum lulus. Mungkin karena itulah, sehingga banyak teh botol yang tersaji di atas meja, tempat mereka berada, belum banyak yang tersntuh. Terbukti masih banyak yang penuh isinya.

”Tingkat kebelumlulusan unas kali ini, untuk Jawa Tengah, boleh dikatakan tinggi karena mencapai 14,01%. Sementara itu, untuk Kabupaten Kudus, mencapai 7,83% (baik negeri maupun swasta). Dan, kalau di hitung angkanya, sekitar 1.071 siswa. Di banding dengan tahun yang lalu, kebelumlulusan kali ini relatif lebih tinggi,” demikian disampaikan oleh wali kelas IX D, Sungkowo, di hadapan orangtua/wali murid. Orangtua/wali murid terlihat tegang. Hal itu dapat terbaca lewat tatapan mata dan bentuk wajah yang begitu tegang.

Apalagi di ruang kelas lain disampaikan bahwa jika nanti ada yang belum lulus, orangtua/wali murid dimohon untuk masuk ke ruang lain karena ada pemberitahuan lebih lanjut oleh kepala sekolah terkait dengan ”ujian ulangan”. Beberapa orangtua/wali murid tampak tak jenak duduk di kursi. ”Pak, segera dibagikan.Terlalu lama menunggu. Ingin cepat tahu,” celetuk salah satu orangtua/wali murid.

Sekolah memang membuat kebijakan, hasil unas yang dimasukkan amplop, yang diserahkan kepada orangtua/wali murid itu, harus dibuka di dalam ruang kelas. Hal ini dimaksudkan, biar kalau ada siswa yang belum berhasil tetap menjadi perhatian banyak orang, tak hanya orangtua/wali muridnya, tapi juga semua orangtua/wali murid. Sebab, sebetulnya hal itu menjadi tanggung jawab bersama.

Di penghujung pengumuman itu, diketahui bahwa siswa kelas IX SMP 1 Jati Kudus, yang berjumlah 279, dinyatakan lulus semua. Kelulusan yang sangat membanggakan karena ada beberapa sekolah yang difavoritkan di Kudus ini ternyata memiliki siswa yang dinyatakan belum lulus. SMP 1 Jati Kudus, kali ini, secara keseluruhan mendapat peringkat tiga SMP/MTs negeri maupun swasta se-Kabupaten Kudus, dengan jumlah nilai rata-rata seluruh mata pelajaran unas (bahasa Indonesia, Inggris, Matematika, dan IPA) 34,01. Bahkan yang sangat membanggakan adalah untuk mata pelajaran bahasa Inggris dan IPA, nilai rata-ratanya dapat peringkat dua, masing-masing 8,25 dan 8,65. Sementara itu, rata-rata nilai mata pelajaran bahasa Indonesia dan Matematika memperoleh peringkat tiga, masing-masing 8,39 dan 8,69. Selamat SMP 1 Jati Kudus!

Lucu, Tingkah Anak Menjelang Pengumuman Hasil Unas

Sampai siang ini, Jumat (7/5), berita ini diturunkan, belum ada informasi secara jelas berapa siswa SMP dan yang sederajat lulus atau belum lulus ujian nasional (unas) 2010. Itulah sebabnya, sejak pagi tadi anak-anak kelas IX SMP 1 Jati Kudus, terlihat cemas. Menanti sesuatu yang belum ada kepastian.
Mereka baru mengetahui nanti sekitar pukul 16.00 WIB. Maka, wajar jika mereka "bertingkah" seakan-akan "merayu" para guru yang ditemui agar guru bersangkutan mau berbuka mulut "membocorkan" hasil unas. Akan tetapi, tak ada satu pun guru yang mau mengambil sikap yang kontra produktif. Guru-guru tetap memegang komitmen, mau menginformasikan nanti saat tiba waktu pengumuman. Itu pun yang berhak secara langsung adalah wali kelas IX sebab memang mereka yang diberi tugas oleh kepala sekolah.

"Tingkah" anak-anak kelas IX, yang menanti hasil ada yang lucu juga. Ketika semua guru diberi tugas untuk mengawasi mereka membersihkan ruang kelas untuk menerima kedatangan orangtua mereka sore nanti, di depan salah satu ruang kelas IX yang telah dibersihkan, ada sekelompok siswa putri yang merubung wali kelasnya. Mereka "merengek-rengek" untuk diberi tahu. Akan tetapi, "perjuangan" mereka tak membuahkan hasil. Sia-sia belaka karena tak mungkin wali kelas, yang ibu guru itu, mau "membocorkan". Mereka terlihat kecewa ketika ibu guru itu meninggalkan mereka karena sebentar lagi ada rapat dinas mengenai hasil unas di ruang guru.

Selesai rapat dinas, eee.....ketika guru-guru keluar dari ruang, ternyata ada saja anak-anak putri kelas IX yang berada di halaman luar sekolah. Mungkin saja mereka menanti atau bahkan akan "merekam" pelaksanaan rapat di ruang guru itu. Akan tetapi, karena ada petugas pengaman sekolah yang siap untuk mengamankan jalannya rapat tersebut, jadilah mereka bergerombol saja di halaman luar sekolah. Lucunya, di antara mereka, beberapa ada yang menangis. Ketika ditanya oleh salah satu guru, mereka menjawab khawatir jika tak lulus. Ada-ada saja!

"Dag-dig-dug", Menanti Hasil Unas

"Dag-dig-dug", Menanti Hasil Unas

Siapa pun, apalagi para siswa, yang kini telah selesai mengikuti ujian nasional (unas) 2010 dan tinggal menanti hasilnya, tentu di dalam benaknya ada perasaan yang "dag-dig-dug". Perasaan yang tak jenak karena "perjuangan" yang telah terlewati nyaris dapat dilihat. Tepatnya besok, Jumat (7/5), siang hari.

Masa-masa "krisis" karena "menanti" itu menjadi kondisi yang sering membawa orang untuk dekat kepada Sang Khalik. Agaknya memang begitulah yang dihadapi oleh para siswa kelas IX SMP1 Jati Kudus. "Hari-hari yang sungguh mendekatkan saya kepada Tuhan. Berdoa terus, bersujud, untuk mendapat yang terbaik," kata salah seorang siswa kelas IX, yang tak mau disebut namanya.

Undangan pengambilan pengumuman nilai unas memang telah diserahkan kepada orangtua/wali murid melalui para siswa. Hanya mereka yang tidak datang hari ini, Kamis (6/5), undangan akan disampaikan besok pagi, Jumat (7/5). Oleh karena itu, semua wali kelas IX sangat menganjurkan agar yang tak masuk hari ini, besok harus masuk untuk mengambil undangan. Jika tidak masuk tentu akan mengalami kesulitan untuk mengambil hasil nilai unas karena tak tahu waktunya.
"Wajarlah ada rasa dag-dig-dug saat-saat ini karena memang hasinya belum diketahui," kata salah seorang guru, yang juga tak mau disebut namanya. Akan tetapi, harapan kita semua tentu anak-anak mendapatkan hasil seperti apa yang menjadi harapan kita semua. Nilainya baik-baik. Jadi, yang paling baik, saat ini, adalah menata benak sembari memanjatkan doa kepada Sang Pencipta. Betul, betul, betul itu!